Angsu : Angkringan Sugeng

Ngewedang

Teh e enak, wong e rodo sumanak ning yo kerep rodo sengak.
Salah satu ruang yang menjadikan malam begitu panjang, dengan cerita, lanturan, kisah dan pertemuan.
Tak heran banyak cerita mengalir di angkringan itu, duduk berbincang dan mendengar, sesekali mengamati lalu lalang kendaraan yang berburu waktu. Ada keriuhan selalu, senyuman dan ayem ngglenggem seperti juga gurat senyum sugeng yang selalu membuat mangkel dan tawa terkadang ro rodo nyebahi.  wajah sendu, gelisah, galau, was-was atau sumringah selalu ditemui tatkala orang-orang yang ngangkring mencoba bernafas melegakan hati menunggu orang yang terdekat di rawat di rumah sakit. tak jarang pula ibu-ibu datang dengan termos besar untuk meminta jarang panas untuk menemaninya menunggu di bilik sakit rumah gerah sebelah.

Ia adalah lelaki yang tinggal mengontrak di kauman, bersama istri dan anak mereka juga kakaknya yang bergantian jaga setiap 10 hari sekali, Lik Sri orang menyebutnya. sebenarnya ia berasal dari pinggir gunung daerah bayat yang berbatasan langsung dengan Gunung kidul, tempat dimana jamaknya penjual angkringan yang menjaga malamnya jogja berasal. Potongan-potongan cerita mengenai keluarga, kisah anaknya, dan kehidupannya sepotong demi sepotong terkumpul dan meluncur dari mulutnya. Ya sambil duduk menunggu pelanggan makan, sering kali ia ngrasani tetangga yang jualan juga di jalan itu, tukang parkir, satpam dan para penjual di toko sepatu sebelah atau orang yang lalu lalang di depannya. Nrasani negoro yang membuat hidup menjadi rekasa pun tak pernah hilang dari perbincangan. Agak tambun dengan senyum dan kumis tipis di atas mulutnya yang agak lamis.

"Rejeki kuwi wis diatur Gusti Kang Murboing Dumadi"

_*_
"Tansah bungah lan sumringah"
by: pinggiropak